[SHARE] Pelajaran Dari Film "Up": Ego Vs Ambisi... Jangan Mengahalangi Mimpi!!

Ada yang udah nonton film "Up"? Beberapa waktu yang lalu saya nonton film Disney Pixar (gila ya... mereka selalu aja bisa ngeluarin film animasi yang bagus-bagus dari mulai "Toy's Story", "A Bug's Life", "Finding Nemo", dst...) yang judulnya "Up", tapi perlu saya tegasin di sini kalo saya gak akan ngebahas or nge-review tentang tuh film... (jadi kalo ngarep resensinya, maafkanlah... hehehe! ).


Kemudian pas beberapa hari setelahnya saya jalan bareng temen saya sepulang kerja saya nemuin DVD film tersebut di konter penjual DVD bajakan di sebuah mall dan langsung aja saya beli... eh, ternyata baru setengah jalan film tersebut macet dan gak bisa diputer di laptop saya. Makin jengkel dong saya. Perasaan dongkol + pengen banget nonton tuh film makin meledak-ledak dalem dada saya (maafkanlah kalo bahasanya terkesan lebay ya, hehehe... ). Alhasil keesokan harinya saya kembali ke tempat yang sama dan membeli satu lagi DVD tersebut. Si Mbak penjaga konternya masih ngenalin saya dan bilang kenapa saya gak bawa aja DVD yg rusak itu buat dituker. Tapi saya bilang aja kalo saya baru aja pulang dari kantor dan saya terlalu males buat balik ke rumah sekedar untuk nukerin DVD yg rusak tersebut. (Saya cukup nyadar diri, Man... kalo barang itu cuma bajakan dan kualitasnya gak ada jaminan! Jadi buat apa, dalem pikiran saya sebelumnya nih, kalo saya harus ribut dengan + bentak-bentakan, mungkin jadinya ntar sama si Mbak penjaga konter, cuma gara-gara sekeping DVD seharga 7.000 perak. Toh, itu juga di luar pengetahuan dan kuasa si Mbak kalo DVD-nya bakal macet di tengah-tengah walopun sebelumnya dia udah sempet ngetes tuh DVD sebelum dibungkus dan saya bayar...)

Balik ke rumah, saya baru nonton tuh film keesokan harinya pas hari Minggu. Dan setelah saya tonton film itu emang bagus dan ceritanya keren kalo menurut saya... Tadi saya udah ingetin 'kan kalo saya gak akan nge-review tentang film itu di sini, tapi gak afdhol rasanya kalo pembaca gak tau ceritanya sementara saya terus mengoceh panjang lebar... (untuk baca review-nya silakan mampir ke sini).

Jadi saya cuma bisa menarik suatu kesimpulan setelah nonton film itu bahwa kadang ego manusia itu terlalu tinggi sampe malah menjerumuskannya. Di film tersebut ada tokoh yang bernama Charles Muntz, seorang petualang dan penemu, dia sebenernya gak jahat tapi karena didorong oleh ambisinya untuk memulihkan nama baiknya dia sampe memisahkan diri dari dunia dan terus bersembunyi di suatu dataran tinggi di Amerika Selatan yang bernama Paradise Falls yang belum terjamah oleh manusia sebelumnya. Di sana Muntz hidup bersama anjing-anjingnya yang super pintar demi menangkap seekor burung spesies langka yang bentuknya aneh dan berwarna ceria, di film itu burung itu dinamain "Kevin". Dan Muntz bersumpah kalo dia gaka berhenti dan gak akan kembali sampe dia berhasil menangkap si kevin ini hidup-hidup! Liatlah betapa ambisiusnya si Muntz ini...

Padahal kalo saya boleh berpikir sebagai seorang penonton (baca: pengamat) sebenernya si Muntz ini bisa mendapatkan lebih dari segalanya untuk memulihkan namanya karena dia telah berhasil menciptakan sebuah alat yang mampu membuat anjing-anjingnya berbicara layaknya manusia. Alat ini berupa sebuah kalung yng iikat di leher si anjing dan berfungsi sebagai translator yang mengubah gonggongan anjing menjadi bahasa manusia, selain itu alat ini juga bisa digunakan sebagai komunikasi jarak jauh layaknya kita ngobrol via HP dan juga ada navigasi GPS-nya, bo'...!! Keren 'kan? (Di sini saya berpikir, menarik sekali 'kan sebuah film kartun yang berupaya 'memanusiakan' ceritanya layaknya film sci-fi... hehehe! Jadi kesannya tuh anjing bicara gak fantasi banget karena bisa menyentuh logika penonton, terutamanya anak kecil, buat berpikir lebih real... buat yang ini saya kasih two thumbs up deh!). Back to my opinion, coba kalo si Muntz ini kembali ke masyarakat dan mempublikasikan penemuannya ini... tentunya namanya kan lebih harum dari sebelumnya. Karena dia telah berhasil menemukan suatu alat yang sangat berguna sekali bagi masyarakat: penyayang binatang, pihak kepolisian dan militer, de el el... Tapi sayangnya si Muntz ini telah gelap mata karena dibutakan oleh ambisinya, sehingga dia gak bisa melihat yang lain, dan terus berkutat dalem usahanya dan mengahalalkan segala cara demi ngedapetin Kevin. Sangat menyayangkan, bukan?



Film ini, jujur, seakan menyentil saya bahwa kadang kala dalem kehidupan sehari-hari kita juga suka terlalau ambisius terhadap tujuan kita sampe kita melupakan kebersamaan bareng keluarga kita, sekedar bercengkerama bersama temen-temen kita... Kalo udah begitu, dimana coba letak kebahagiaan yang kita cari? Kapan kita bisa menikmati hidup kita? Apakah kita sekedar mencari pengakuan, lalu setelah kita ngedapetinnya baru kita bisa merasa bahagia... Nggak, Man, Bro, cuyy...! Kebahagiaan itu sekarang, saat ini, saat kita berada di tengah-tengah orang-orang yang kita sayangi, saat kita merasa nyaman tanpa beban, tanpa dibutakan oleh ambisi dan ego kita sendiri... Dan bukan nanti!



Saya juga pernah membaca sebuah quote menarik dari buku "The World Is Not Enough: Wealthy Without Greed..." yang saya rasa pas untuk menggabarkan apa yag saya bahas kali ini:



"The world is enough to satisfy everybody's need, but the world is not enough to satisfy everybody's greed..."

(Dunia ini cukup untuk memenuhi kebutuhan semua orang, tapi dunia gak akan pernah cukup untuk memenuhi ketamakan semua orang...)

--Mahatma Gandhi




Balik lagi ke film tadi, yang menarik dalem film itu adalah tentang tokoh utama yang bernama Carl Fredikcsen, yang sejak kecil begitu mengidolakan Charles Muntz. Sejak kecil pula dia dan istrinya begitu bermimpi untuk pergi dan tinggal di tepi air terjun Paradise Falls, maka setelah menikah segera mereka menabung untuk mewujudkan impian mereka. Walopun sepanjang hidup mereka uang tabungan tersebut selallu terpakai untuk keperluan-keperluan yang tak terduga. Dan sampe akhirnya setelah istrinya meninggal dan didesak oleh pembangunan kota Carl akhirnya nekat menerbangkan rumahnya ke Paradise Falls dengan menggunakan ribuan balon gas yg diikatkan ke rumahnya, seperti impian dan istrinya selama ini. Dari situ dimulailah petualangan Carl...




Carl begitu bahagia ketemu dengan tokoh idolanya sejak kecil,
Charles Muntz...


Secara keseluruhan, saya sangat menikmati + menyukai film ini... Film ini menceritakan tentang dua mimpi:

1. Mimpi Charles Muntz yang begitu dipenuhi oleh ambisinya

2. Mimpi Carl dan istrinya yang gak pernah padam sepanjang hidupnya untuk mewujudkan impiannya...

Mana yang akan kamu pilih? Pilihan selalu ada di tangan kita, maka pilihlah dengan bijak apa yang akan kita pilih...
Apa yang kita pilih hari ini menentukan siapa diri kita di masa depan...
Sumber: http://glory2go.multiply.com
0 Responses